Puluhan Buruh Tunggu Jokowi Di Balai Kota Jakarta

Puluhan Buruh Tunggu Jokowi Di Balai Kota Jakarta

Tunggu Jokowi, buruh nginap di Balai KotaMalam ini, puluhan buruh masih terlihat di depan Balai Kota Jakarta. Mereka memilih bertahan karena menunggu kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).

"Kami tadi ada konfirmasi nih sedang menunggu Pak Jokowi karena beliau sedang menjemput Perdana Menteri Swedia (Fredrik Reinfeldt) dan kita konfirmasi kemungkinan dia akan datang ke sini. Kalau tidak kita tidur saja di sini tidak masalah," ujar Koordinator Lapangan dari serikat buruh AHM Taufik Hidayanto di depan Balai Kota Jakarta, Selasa (13/11).

Taufik menjelaskan, apa yang dilakukan malam ini bukan melakukan aksi unjuk rasa. "Ini adalah pengawalan dari rapat. Tadi Pak Jokowi perintahkan sudah jelas, Pak Dedet (Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi) segera menyelesaikan rapat," katanya.

Dia mengatakan, saat rapat tadi para buruh meninggalkan rapat. Karena itu, rapat pembahasan UMP dilanjutkan besok. "Sehingga kami menyampaikan keluh kesah kepada Jokowi untuk segera datang ke sini. Syukur-syukur malam ini Dedet dipecat karena Dedet ini melawan perintah atasan," ujarnya.

Para buruh meminta penetapan UMP harus selesai malam ini. Tetapi mereka mendapat informasi dari Sekretaris Dewan Pengupahan bahwa rapat sudah ditutup dan dilanjutkan esok hari.

"Apindo sudah menyatakan 100 persen dari KHL. Dan buruh tanggal 9 November sudah final angkanya tidak bisa diutak atik Rp 2.799.067. Sehingga pemerintah harusnya sudah jelas merekomendasi angka hari ini," ujarnya.

Saat ini, buruh menginginkan angka yang direkomendasikan oleh pemerintah. Tetapi hingga rapat ditunda pun Dewan pengupahan belum dapat menyampaikan kisaran UMP. "Sebenarnya kan dari pemerintah untuk angkanya berapa sehingga direkomendasikan kepada gubernur dan wakil gubernur untuk ditetapkan sebagai UMP," katanya.

Apabila nantinya UMP ditetapkan di bawah permintaan, maka buruh akan melakukan aksi mogok daerah pada tanggal 20 November nanti. "Pada prinsipnya angka ini tidak bisa ditolerir," kata dia.

No comments:

Post a Comment